Laman

Jumat, 27 Mei 2011

Paru-paru

Gejala seperti batuk-batuk, sesak napas, atau sakit di daerah dada mungkin menunjukkan bahwa ada yang tidak beres dengan paru-paru Anda.
Dengan mendeteksinya lebih cepat, ini akan membantu agar penyakit ini tidak semakin lama dan bertambah parah.


Informasi berikut tentang macam-macam masalah pada paru-paru beserta pencegahan dan solusinya, semoga dapat membantu untuk mendeteksi kesehatan paru-paru Anda.



                                                Tuberkulosis (TBC)




Penyebab

Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menular melalui percikan ludah saat penderita batuk.




Gejala

Batuk berdahak lebih dari tiga minggu. Dapat juga disertai batuk yang mengeluarkan darah. Penderita akan mengalami demam khususnya pada siang atau sore, berkeringat pada malam hari. Nafsu makan menurun sehingga mengakibatkan badan menjadi kurus.



Pencegahan dan solusi


Bila ada teman, tetangga atau anggota keluarga yang mengalami gejala tersebut, ada baiknya Anda menyarankan untuk memeriksakan ke dokter untuk mengetahui apakah batuknya merupakan penyakit TBC atau tidak. Karena kadangkala penyakit batuk sering dianggap sepele, padahal penyakit ini dapat membunuh seseorang bila tidak segera ditangani dan dapat menular kepada orang lain.


Pengobatan


Pengobatan untuk TBC bila sudah diketahui sejak dini sebenarnya tidak terlalu mahal dan mudah untuk disembuhkan karena sudah ada obat yang disediakan pemerintah. Bila diperlukan, penderita TBC dapat juga dikarantina di tempat khusus agar tidak menularkan penyakitnya.

Penyakit ini juga sebenarnya merupakan salah satu penyakit yang sudah ditaklukan, tetapi belakangan kembali menyerang. Salah satunya adalah karena penderita tuberkulosis ini tidak menghabiskan obat mereka. Obat harus diminum secara teratur selama 6 sampai 9 bulan untuk menyembuhkan penyakit ini. Tidak menghabiskan obat dapat menyebabkan penderita tidak dapat sembuh dan menyebabkan obat tidak mampu lagi melawan kuman karena kuman menjadi kebal.



                                                 Asma



Penyebab asma

Penyempitan sementara pada saluran pernapasan yang dapat menyebabkan penderitanya merasakan sesak napas. Penyempitan terjadi pada pembuluh tenggorokan. Faktor keturunan sangat berperan pada penyakit ini, bila ada orangtua atau kakek nenek yang menderita penyakit ini dapat menurun kepada anak atau cucunya.

Alergi terhadap sesuatu seperti debu, perubahan suhu, kelembaban, gerak badan yang berlebihan atau ketegangan emosi dapat meyebabkan alergi sehingga selaput yang melapisi pembuluh akan membengkak dan mengeluarkan lendir yang berlebihan sehingga pembuluh menjadi sempit dan penderita sulit bernapas. Walau serangan sesak napas dapat hilang sendiri, tetapi serangan berat bila tidak ditangani dapat menyebabkan kematian karena penderita tidak dapat bernapas.


Gejala

Sesak napas disertai suara mengi (wheezing)




Pencegahan dan solusi

Hindari hal-hal yang dapat menyebabkan alergi pada penderita sehingga terjadi serangan asma. Misalnya dengan membersihkan debu pada kasur, bantal atau selimut. Hindari suhu dan kelembaban yang ekstrim, binatang piaran atau makanan yang dapat menimbulkan alergi.



 Pengobatan

Untuk mengatasi serangan asma adalah dengan menggunakan obat pelega (bronchodilator) dengan cara dihirup. Cara lainnya adalah dengan melakukan terapi yang akan mengajarkan bagaimana caranya rileks dan mengatur napas apabila terjadi serangan asma.
Bila penyakit asma sudah berat, dapat menggunakan obat pelega setiap hari sampai serangan asma dapat dikontrol. Maka, dianjurkan bagi penderitanya untuk selalu membawa obat pelega ke manapun dia pergi agar dapat segera digunakan apabila terjadi serangan.




                                                 Bronkitis 


Penyebab

Penyakit bronkitis karena peradangan pada bronkus (saluran yang membawa udara menuju paru-paru). Penyebabnya bisa karena infeksi kuman, bakteri atau virus.
Penyebab lainnya adalah asap rokok, debu atau polutan udara.



Gejala

Batuk disertai demam atau dahak berwarna kuning bila disebabkan oleh infeksi kuman. Sedangkan bila bersifat kronik, batuk berdahak serta sesak napas selama beberapa bulan sampai beberapa tahun.


Pencegahan dan solusi

Meningkatkan daya tahan tubuh merupakan salah satu pencegahan yang dapat dilakukan. Sedangkan untuk mencegah bronkitis kronik adalah dengan menghentikan kebiasaan merokok juga menghindari asap rokok agar tidak menjadi perokok pasif yang sangat berbahaya.


Pengobatan


Untuk pengobatan bila disebabkan oleh bakteri atau kuman dapat diatasi dengan meminum antibiotik sesuai anjuran dokter. Bila disebabkan oleh virus, biasanya digunakan obat-obatan untuk meringankan gejala.




                                                  Pneumonia




Penyebab

Pneumonia merupakan infeksi yang terjadi pada jaringan paru (parenkim) yang disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur. Umumnya disebabkan oleh bakteri streptokokus (Streptococcus) dan bakteri Mycoplasma pneumoniae.




Gejala


Batuk berdahak dengan dahak kental dan berwarna kuning, sakit pada dada, dan sesak napas juga disertai demam tinggi.


Pencegahan dan solusi


Selalu memelihara kebersihan dan menjaga daya tahan tubuh tetap kuat dapat mencegah agar bakteri tidak mampu menembus pertahanan kesehatan tubuh. Biasakan untuk mencuci tangan, makan makanan bergizi atau berolahraga secara teratur.


Pengobatan

Apabila telah menderita pneumonia, biasanya disembuhkan dengan meminum antibiotik.
                               



                                                Emfisema 




Penyebab

Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus sendiri adalah gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru.
Pada penderita emfisema, volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap didalamnya.
Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada paru-paru ini.


Gejala


Sesak napas dalam waktu lama dan tidak dapat disembuhkan dengan obat pelega yang biasa digunakan penderita sesak napas. Nafsu makan yang menurun dan berat badan yang menurun juga biasa dialami penderita emfisema.



Pencegahan dan solusi

Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik untuk mencegah penyakit ini. Berhenti merokok juga sangat penting.




                                                Kanker Paru-paru



Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru. Patogenesis kanker paru belum benar-benar dipahami. Sepertinya sel mukosal bronkial mengalami perubahan metaplastik sebagai respon terhadap paparan kronis dari partikel yang terhirup dan melukai paru. Sebagai respon dari luka selular, proses reaksi dan radang akan berevolusi.
Sel basal mukosal akan mengalami proliferasi dan terdiferensiasi menjadi sel goblet yang mensekresi mukus. Sepertinya aktivitas metaplastik terjadi akibat pergantian lapisan epitelium kolumnar dengan epitelium skuamus, yang disertai dengan atipia selular dan peningkatan aktivitas mitotik yang berkembang menjadi displasia mukosal. Rentang waktu proses ini belum dapat dipastikan, hanya diperkirakan kurang lebih antara 10 hingga 20 tahun.

Asal-usul sel penyebab kanker paru masih belum dapat dijelaskan. Selama ini berkembang dua buah teori, yaitu:
  • Teori pleuripotential cell oleh Auerbach, yang menjelaskan penyimpangan yang terjadi pada proses diferensiasi sel punca menjadi sel-sel lain.
  • Teori sel kecil oleh Yesner, yang menjelaskan neoplasma sel kecil yang mengalami transformasi dan berevolusi menjadi sel kanker.
Penyebab kanker Paru-paru
Kanker Paru-paru telah menjadi penyakit yang mematikan, bahkan kanker paru-paru merupakan pembunuh pertama dibandingkan kanker lainnya. Sel tumor atau kanker yang tumbuh di paru-paru dialami oleh penderita kanker paru-paru. Kanker dapat tumbuh di jaringan ini dan dapat menyebar ke bagian lain.
Penyebab utamanya adalah asap rokok yang mengandung banyak zat beracun dan dihisap masuk ke paru-paru dan telah terakumulasi selama puluhan tahun menyebabkan mutasi pada sel saluran napas dan menyebabkan terjadinya sel kanker.
Penyebab lain adalah radiasi radio aktif, bahan kimia beracun, stres atau faktor keturunan.
Gejala

Gejala paling umum yang ditemui pada penderita kanker paru adalah:
  • Batuk yang terus menerus atau menjadi hebat.
  • Dahak berdarah, berubah warna dan makin banyak.
  • Napas sesak dan pendek-pendek.
  • Sakit kepala, nyeri atau retak tulang dengan sebab yang tidak jelas.
  • Kelelahan kronis
  • Kehilangan selara makan atau turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
  • Suara serak/parau.
  • Pembengkakan di wajah atau leher.
Gejala pada kanker paru umumnya tidak terlalu kentara, sehingga kebanyakan penderita kanker paru yang mencari bantuan medis telah berada dalam stadium lanjut. Kasusk-kasus stadium dini/ awal sering ditemukan tanpa sengaja ketika seseorang melakukan pemeriksaan kesehatan rutin.

Pengobatan
Beberapa prosedur yang dapat memudahkan diagnosa kanker paru antara lain adalah foto X-Ray, CT Scan Toraks, Biopsi Jarum Halus, Bronkoskopi, dan USG Abdomen.
Pengobatan kanker paru dapat dilakukan dengan cara-cara seperti:

  • Pembedahan dengan membuang satu bagian dari paru-paru, kadang melebihi dari tempat ditemukannya tumor dan membuang semua kelenjar getah bening yang terkena kanker.
  • Radioterapi atau radiasi dengan sinar-X berintensitas tinggi untuk membunuh sel kanker.
  • Kemoterapi
  • Meminum obat oral dengan efek samping tertentu yang bertujuan untuk memperpanjang harapan hidup penderita.

 
Pencegahan dan solusi
Menghindari rokok dan asap rokok juga banyak mengkonsumsi makanan bergizi yang banyak mengandung antioksidan untuk mencegah timbulnya sel kanker.
Karena penyakit pada paru-paru terutama disebabkan oleh asap rokok, maka Anda sebaiknya segera menghentikan kebiasaan ini dan jangan mencoba untuk memulainya bagi Anda yang belum pernah merokok. Hindari juga untuk menjadi perokok pasif yang bahkan lebih berbahaya dibandingkan perokok aktif. Sayangi paru-paru, hindari penyakit paru-paru, dan Anda dapat bernapas dengan lebih lega

Kamis, 26 Mei 2011

Nebulizer

Pengertian Nebulizer


Nebulizer adalah alat yang dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi aerosol secara terus- menerus dengan tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan atau gelombang ultrasonik.

Mengenai nebulizer dan penguapan merupakan suatu cara pemberian obat melalui inhalasi / pernafasan. Fungsinya sama dengan seperti dengan pemberian obat lainnya namun mempunyai daya effectivitas lebih tinggi dibandingkan melalui mulut / oral. Sebagai contoh : yang biasa nya penyembuhan flu selama 1 minggu, dengan terapi nebulizer sembuh dalam 3 hari.
Cara kerja terapi penguapan adalah obat-obat tersebut dilarutkan dalam bentuk cairan yang diisikan ke nebulizer. Nebulizer mengubah partikel menjadi uap yang di hirup sehingga langsung menuju paru-paru. Mampu menghancurkan dahak / slem / plegm.

Tujuan pemberian Nebulizer
Untuk mengurangi sesak pada penderita asma, untuk mengencerkan dahak, bronkospasme berkurang/ menghilang.

Cara Bekerja Nebulizer

Cara bekerja Nebulizer adalah dengan penguapan. Jadi obat-obatannya diracik (berupa cairan), dimasukan ketabungnya lalu dengan bantuan listrik menghasilkan uap yang dihirup dengan masker khusus. Tidak ada bau apa-apa, jadi rasanya seperti bernapas biasa. terapi penguapan sekitar 5-10 menit, 3-4 kali sehari ( seperti jadwal pemberian obat ). Dapat dipakai sejak bayi 0 bulan, anak-anak (toddler/kids) hingga dewasa.
Pengobatan lewat Nebulizer ini lebih efektif dari obat-obatan minum, karena langsung dihirup masuk ke paru-paru, sehingga dosis yang dibutuhkan pun lebih kecil, otomatis juga lebih aman. Biasanya dipakai untuk anak asma atau yang memang sering batuk pilek berat karena allergi maupun flu.

 Alat Nebulizer berguna untuk yang punya masalah dengan saluran pernafasan, seperti :
  • Batuk, untuk mengeluarkan lendir (plegm / slem) di paru-paru / dada, mengencerkan daha
  • Pilek / Hidung Tersumbat, melancarkan saluran pernafasan dengan terapi inhalasi ini juga
    ampuh, penggunaanya sama dengan obat oral 3x sehari, campuran (obat) uapnya biasanya juga obat-obatan yang memang untuk melancarkan jalan nafas
  • Asma dan Sinusitis, bunyi tarikan nafasnya sangat kuat dan sesak nafas
  • Alergy yang menyebabkan batu-batuk, pilek, dan yang menjurus ke serangan asma / sinusitis

Obat-obatan untuk Nebulizer
  • Pulmicort: kombinasi anti radang dengan obat yang melonggarkan saluran napas
  • Nacl : mengencerkan dahak  
  • Bisolvon cair : mengencerkan dahak
  • Atroven : melonggarkan saluran napas  
  • Berotex : melonggarkan saluran napas
  • Inflamid :untuk anti radang  
  • Combiven : kombinasi untuk melonggarkan saluran napas
  • Meptin : melonggarkan saluran napas. 


Kombinasi yang dianjurkan
  • Bisolvon-Berotec-Nacl
  • Pulmicort-Nacl
  • Combivent-Nacl
  • Atroven-Bisolvon-Nacl
  •  
Indikasi dan Kontraindikasi Nebulizer
  • Indikasi Nebulizer
  • Untuk penderita asma, sesak napas kronik, batuk, pilek, dan gangguan saluran pernapasan.
  • Kontraindikasi Nebulizer
        Pada penderita trakeotomi, pada fraktur didaerah hidung


Macam-macam Nebulizer
  • Nebulizer Mini
        Adalah alat genggam yang menyemburkan medikasi atau agens
        pelembab, seperti agans bronkodilator atau mukolitik menjadi partikel mikroskopik
        dan mengirimkannya kedalam paru-paru ketika pasien menghirup napas.
  • Nebulizer Jet-Aerosol 
        menggunakan gas bawah tekanan
  • Nebulizer Ultrasonik 
        menggunakan getaran frekuensi-tinggi untuk memecah air atau obat menjadi
        tetesan atau partikel halus.

Cara Pemberian Nebulizer
1. Persiapan Alat
  • Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter, humidifier
  • Masker Nebulizer
  • Obat yang akan diberikan
  • Spuit 2 cc (sesuai dengan jumlah obat yang diberikan)
  • Alat Tulis
2. Persiapan Pasien
  • Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
  • Menyiapkan lingkungan yang aman untuk klien dan memasang sampiran
3. Langkah- Langkah
  • Memberi posisi yang nyaman pada klien
  • Mengontrol flowmeter dan humidifier
  • Mencuci tangan
  • Menyambungkan masker nebulizer dengan tabung oksigen dengan selang penghubung
  • Mengontrol apakah selang dan masker berfungsi dengan baik
  • Menghisap obat sesuai instruksi medik dan memasukkannya ke dalam tabung masker nebulizer
  • Memasang masker sesuai wajah klien
  • Mengalirkan oksigen sesuai indikasi medik
  • Mengevaluasi respon klien (pola napas)
  • Merapihkan pasien
  • Cuci tangan
  • Dokumentasi 
  • Jenis obat dan jumlah liter oksigen yang diberikan
  • Waktu pemberian
  • Reaksi pasien

4. Sikap
  • Teliti
  • Sabar
  • Hati-hati
  • Tanggap terhadap reaksi pasien

Cantengan

Cantengan dapat terjadi akibat tertusuk duri atau terkena sengatan/gigitan serangga berbisa sehingga membengkak dan mengandung nanah di sekitar kuku. Cantengan ini rasanya sakit sekali dan kadang-kadang dapat menimbulkan demam.


 
Cara Pengobatan Cantengan
  • Parutan jahe sebanyak  1 sendok teh diberi minyak kelapa sedikit (sekedar basah). Campuran ini dipanggang (digarang) di atas api sampai panas (jangan sampai kering). Dalam keadaan masih hangat, ramuan parutan jahe ditempelkan pada jari yang cantengan lalu diperban. Pagi dan sore obat ini diganti yang baru. Lakukan selama 3 hari sampai kukunya lepas.

  • Giling 2-3 siung bawang merah. Setelah digiling, dicampuer dengan kira-kira satu sendok makan minyak kelapa, dan balutkan dengan daun pisang lalu sangrai sampai daunnya layu. Balutkan pada jari-jari yang cantengan dengan menggunakan perban. Lakukan 2-3 kali sehari selama 3 hari terus-menerus.

  • Tumbuk cabe rawit sebanyak 10 buah sampai halus. Tambahkan kapur sirih dan minyak panas. Tempelkan ramuan ini pada jari-jari yang cantengan dan balut dengan perban. Biarkan selama sepuluh jam.

  • Obati dengan ramuan daun pacar dan kapur sirih. Daun pacar ditumbuk sampai halus lalu dicampur dengan kapur. Tempelkan ramuan ini pada kuku yang cantengan.

  • Rendam kaki atau tangan yang cantengan selama 10 menit di dalam air yang telah dicampur dengan garam, setiap pagi dan sore.

  • Ambil tembakau rokok kretek dan campurlah dengan larutan kapur sirih. Balurkan ramuan pada kaki atau tangan yang cantengan kemudian bungkuslah dengan kain putih yang steril.

Jumat, 20 Mei 2011

Ginjal

Ginjal yang kita miliki merupakan organ yang memiliki fungsi sangat vital, seperti menyaring darah dan menjaga keseimbangan kimiawi dalam tubuh. Kerja organ yang berbentuk seperti kacang merah dan berukuran kira-kira sebesar kepalan tangan ini dapat terganggu oleh berbagai hal, mulai dari infeksi saluran kemih hingga penyakit ginjal kronik. Bagaimana bila ginjal sudah tidak bisa bekerja atau berfungsi seperti semula?
 

Fungsi dan Struktur Ginjal
Seputar Fungsi Ginjal
Ginjal adalah organ yang memiliki kemampuan yang luar biasa, diantaranya sebagai penyaring zat-zat yang telah tidak terpakai (zat buangan atau sampah) yang merupakan sisa metabolisme tubuh. Setiap harinya ginjal akan memproses sekitar 200 liter darah untuk menyaring atau menghasilkan sekitar 2 liter ‘sampah’ dan ekstra (kelebihan) air. Sampah dan esktra air ini akan menjadi urin, yang mengalir ke kandung kemih melalui saluran yang dikenal sebagai ureter. Urin akan disimpan di dalam kandung kemih ini sebelum dikeluarkan pada saat Anda berkemih
Zat-zat yang sudah tidak terpakai lagi atau sampah tersebut diperoleh dari proses normal pemecahan otot dan dari makanan yang dikonsumsi. Tubuh akan memakai makanan tersebut sebagai energi dan untuk perbaikan jaringan. Setelah tubuh mengambil secukupnya dari makanan, sisanya akan dikirim ke dalam darah untuk kemudian disaring di ginjal. Jika fungsi ginjal terganggu maka kemampuan menyaring zat sisa ini dapat terganggu pula dan terjadi penumpukan dalam darah sehingga dapat menimbulkan berbagai manifestasi gangguan terhadap tubuh.
 
Protein sangat dibutuhkan untuk membangun semua bagian tubuh, seperti otot, tulang, rambut dan kuku. Protein-protein yang ada dalam darah dapat keluar ke urin (bocor) bila unit penyaring ginjal – glomerulus – sudah mengalami kerusakan. Protein yang terkandung di dalam urin, disebut dengan albumin.




Bila Ginjal Rusak
Ginjal bisa gagal melakukan fungsi pentingnya akibat gangguan pada pembuluh darah atau di unit penyaringnya, antara lain:
  • Gangguan Pada Pembuluh Darah
        Penyakit dapat merusak pembuluh-pembuluh darah dalam ginjal. Akibatnya, darah yang diterima unit penyaring menjadi lebih sedikit, dan tekanan dalam ginjal tidak bisa dikendalikan.

  • Gangguan Pada Unit Penyaring
        Berkurangnya suplai darah atau tekanan yang terganggu dapat mengganggu unit penyaring, sehingga bisa mengganggu kemampuan unit ini untuk membuang zat-zat yang sudah tidak terpakai lagi. Akibatnya, ginjal tidak bisa mempertahankan keseimbangan antara cairan dan zat-zat kimia di dalam tubuh sehingga zat-zat buangan tadi bisa kembali masuk lagi ke dalam darah, atau mungkin zat kimia yang penting dan protein akan ikut keluar bersama urin.




Penyakit Ginjal Kronik
Ada beberapa penyakit yang mempengaruhi tubuh secara keseluruhan, yang dapat memicu timbulnya Penyakit Ginjal Kronik, antara lain:
 
1. Diabetes
Bila mengalami diabetes berarti tubuh tidak bisa optimal dalam hal merubah makanan menjadi energi yang dibutuhkan sehingga kadar gula darah dapat meningkat. Kondisi gula darah yang meningkat berkepanjangan dapat merusak pembuluh darah dan ginjal.
Bila sudah meningkat, dapat menimbulkan gejala-gejala seperti:
  • rasa haus meningkat
  • penglihatan kabur
  • sering berkemih
  • berat badan menurun tanpa alasan yang jelas
  • luka yang lama sembuh
  • merasa lapar
  • lemah
2. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

Tekanan darah merupakan tekanan yang ditimbulkan oleh darah yang mengalir dalam pembuluh darah arteri. Tekanan yang tinggi ini bila berlangsung terus menerus dapat merusak atau mengganggu pembuluh-pembuluh darah kecil dalam ginjal yang lama kelamaan dapat mengganggu kemampuan ginjal untuk menyaring darah

Pada umumnya, bagi orang dewasa atau berusia 18 tahun ke atas, tekanan darah 140/90 mm Hg atau lebih, dapat dikatakan sebagai keadaan hipertensi. Sedangkan bagi Anda penderita diabetes dan penyakit ginjal kronik, tekanan darah 130/80 mmHg atau lebih sudah dikatakan sebagai hipertensi.
Dengan mengontrol tekanan darah akan membantu memperlambat kerusakan ginjal. Untuk mengatasi masalah hipertensi, konsultasikan dengan dokter Anda.
3. Batu Ginjal
Batu yang terbentuk di ginjal terjadi akibat adanya proses presipitasi (kristalisasi bahan-bahan yang terlarut) yang terkandung di dalam urin. Biasanya batu ini dapat berpindah ke melalui ureter (saluran yang mengalirkan urin dari ginjal ke kandung kemih) dan dikeluarkan lewat urin bila berukuran kecil.
Namun kadangkala, batu yang berukuran terlalu besar tidak bisa keluar begitu saja lewat urin. Bila hal ini terjadi maka menimbulkan rasa sakit dan mungkin dapat menimbulkan obstruksi (sumbatan) akibat terhambatnya aliran urin keluar.
Batu ginjal dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, diet tertentu, obat-obatan dan kondisi-kondisi tertentu akibat meningginya zat-zat lain dalam urin, misalnya asam urat.
Gejala batu ginjal, antara lain:
  • rasa sakit pada bagian belakang atau sisi tubuh
  • darah dalam urine
  • muntah
  • demam
  • sering berkemih atau ingin berkemih
  • rasa nyeri saat berkemih
Keluar tidaknya batu ginjal dengan sendirinya tergantung pada lokasi, besar, bentuk dan komposisi. Ukuran batu yang kecil dengan bentuk licin atau bulat dapat keluar dengan sendirinya. Namun bila bentuknya bermacam-macam, misalnya dengan tepi yang tajam atau ukuran yang terlalu besar yang memenuhi seluruh bagian ginjal, tentu memerlukan terapi tertentu guna mengeluarkannya.
Bila batu ginjal berpindah ke bagian pelvis ginjal, dapat menyumbat aliran urin dan ginjal pun dapat membengkak, sehingga dapat mengganggu kerja ginjal.
4. Infeksi dan Radang
Infeksi atau radang pada saluran kemih (ISK) dapat terjadi akibat adanya bakteri yang masuk ke saluran kemih dan berkembang biak. Saluran kemih terdiri dari kandung kemih, uretra dan dua ureter serta ginjal. Bakteri ini biasanya masuk melalui uretra dan masuk ke kandung kemih.

Kondisi ini dapat menyebabkan saluran kemih menjadi merah, bengkak dan rasa nyeri. Jika infeksi ini tidak diatasi dengan baik, bakteri dapat memasuki ginjal sehingga menimbulkan jenis infeksi yang lebih serius yaitu pyelonefritis (peradangan pada ginjal yang dapat meluas mengenai unit penyaring dan pembuluh darah).
 
Gejala ISK ini antara lain:
  • keinginan berkemih, kadang urin hanya berbentuk sedikit atau menetes
  • rasa seperti terbakar saat berkemih
  • urin berwarna keruh atau bercampur darah
  • bau urin sangat menyolok
Bila infeksi ini sudah menyebar ke ginjal, dapat menyebabkan rasa sakit/nyeri pada punggung bagian bawah disertai dengan demam, mual dan muntah.
5. Glomerulonefritis

Selain ISK Glomerulonefritis yang tidak segera diatasi juga dapat mengganggu kerja ginjal nantinya. Glomerulonefritis timbul akibat adanya peradangan yang merusak bagian ginjal yang menyaring darah (glomerulus) sehingga glomerulus ini tidak bisa lagi menyaring zat-zat yang sudah tidak terpakai oleh tubuh dan cairan yang berlebihan ke dalam aliran darah untuk membentuk cairan urin.
Glomerulonefritis akut biasanya sering disebabkan oleh infeksi bakteri streptokokus atau infeksi pada tenggorokan atau kulit. Glomerulonefritis yang ringan biasanya tanpa gejala dan diagnosanya ditegakkan melalui pemeriksaan darah dan urin di laboratorium. Sedangkan yang sudah berat, dapat menimbulkan gejala fatigue (lelah), mual.muntah, sesak napas, gangguan penglihatan, tekanan darah tinggi, bengkak (terutama pada wajah, tangan, kaki dan pergelangan kaki), dan adanya darah/protein pada urin yang membuat warna urin menjadi kemerahan atau keruh.

6. Penyalahgunaan Obat-obatan
Ada beberapa jenis obat-obatan yang dapat membahayakan kerja ginjal, yaitu:
  • Obat penghilang/pereda rasa sakit. Ginjal dapat rusak bila Anda mengkonsumsi obat-obat bebas ini dalam jumlah yang berlebihan dalam jangka waktu lama, seperti aspirin, asetaminofen dan ibuprofen. Gunakan obat-obat ini sesuai dengan anjuran dokter.
  • Antibiotika.
  • Obat-obatan terlarang. Contoh obat jenis ini antara lain heroin, kokain, ekstasi dan marijuana, bila dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, stroke, gagal jantung dan bahkan kematian.
  • Alkohol. Mengkonsumsi alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan risiko timbulnya gagal ginjal dan gagal fungsi hati.
Tanda dan Gejala Penyakit Ginjal Kronis
Gejala PGK
Pada stadium awal, penyakit yang menyerang ginjal tidak menimbulkan gejala. Seiring dengan waktu, kemampuan tubuh untuk membuang ‘sampah’ semakin menurun. Bila hal ini terjadi, gejala-gejala lain yang mungkin timbul adalah:
  • merasa lelah dan tidak berenergi
  • gangguan berkonsentrasi
  • nafsu makan menurun     
  • sulit tidur
  • kulit terasa kering dan gatal
  • kram otot pada malam hari
  • pembengkakan pada pergelangan kaki/tangan
  • pembengkakan seputar mata pada pagi hari
  • sering berkemih, terutama di malam hari
Klasifikasi Stadium PGK

Perjalanan penyakit ginjal kronik dapat dicegah atau ditunda dengan cara deteksi dini dan terapi yang tepat. Stadium awal penyakit ginjal kronik dapat dideteksi dengan melakukan pemeriksaan laboratorium secara rutin sesuai dengan anjuran dokter.
Ada tidaknya penyakit ginjal kronik ini dapat ditetapkan berdasarkan adanya kerusakan ginjal atau tingkat fungsi ginjal yaitu dengan mengukur laju filtrasi glomerulus (Glomerular Filtration Rate/GFR).

Menurut National Kidney Foundation Kidney Disease Outcomes Quality Initiative (NKF-K/DOQI), dapat dibagi menjadi:
I. Kerusakan ginjal dengan nilai GFR normal atau meningkat. Nilai GFR ≥ 90 mL/min/1,73 m2.
II. Kerusakan ginjal ringan dengan penurunan nilai GFR 60-89 mL/min/1,73 m2.
III. Kerusakan ginjal sedang dengan penurunan nilai GFR 30-59 mL/min/1,73 m2.
IV. Kerusakan ginjal berat dengan penurunan nilai GFR 15-29 mL/min/1,73 m2.
V. Gagal ginjal terminal (stadium akhir), dengan nilai GFR < 15 mL/min/1,73 m2.

TERAPI PENGGANTI GINJAL
Apabila fungsi ginjal sudah sangat menurun (lebih dari 90 persen) sehingga tidak lagi mampu untuk menjaga kelangsungan hidup individu, maka perlu dilakukan
Terapi Pengganti Ginjal, yaitu:
DIALISIS
 
Dialisis adalah metode terapi yang bertujuan untuk menggantikan fungsi/kerja ginjal, yaitu membuang zat-zat sisa dan kelebihan cairan dari tubuh. Ada 2 jenis dialisis:
  1. Hemodialisis (Cuci Darah dengan Mesin Dialiser)
Hemodialisis (HD) adalah dialisis dengan menggunakan mesin dialiser yang berfungsi sebagai "ginjal buatan". Pada HD, darah dipompa keluar dari tubuh, masuk ke dalam mesin dialiser. Di dalam mesin dialiser, darah dibersihkan dari zat-zat racun melalui proses difusi dan ultrafiltrasi oleh dialisat (suatu cairan khusus untuk dialisis), lalu dialirkan kembali ke dalam tubuh. Proses HD dilakukan 1-3 kali seminggu di rumah sakit dan setiap kalinya membutuhkan waktu sekitar 2-4 jam.
Pembuatan "Akses" untuk HD Agar prosedur hemodialisis dapat berlangsung, sebelumnya perlu dibuatkan akses untuk keluar dan masuknya darah dari tubuh. Akses untuk hemodialisis dapat bersifat temporer (sementara) atau permanen.

Akses temporer yaitu berupa kateter yang dipasang pada pembuluh darah balik (vena) di daerah leher.
Akses permanen biasanya dibuat dengan menghubungkan salah satu pembuluh darah balik (vena) dengan pembuluh nadi (arteri) pada lengan bawah. Akses model Fistula ini populer dengan nama Cimino.
2. Dialisis Peritoneal (Cuci Darah Melalui Perut)
 

Transplantasi Ginjal (Cangkok Ginjal)

Transplantasi ginjal adalah suatu metode terapi dengan cara "memanfaatkan" sebuah ginjal sehat (yang diperoleh melalui proses pendonoran) melalui prosedur pembedahan. Ginjal sehat dapat berasal dari individu yang masih hidup (donor hidup) atau yang baru saja meninggal (donor kadaver). Ginjal ‘cangkokan’ ini selanjutnya akan mengambil alih fungsi kedua ginjal yang sudah rusak.
Kedua ginjal lama, walaupun sudah tidak banyak berperan tetap berada pada posisinya semula, tidak dibuang, kecuali jika ginjal lama ini menimbulkan komplikasi infeksi atau tekanan darah tinggi.
Bagaimana Cara Kerja Transplantasi Ginjal?
 
Prosedur bedah transplantasi ginjal biasanya membutuhkan waktu antara 3 sampai 6 jam. Ginjal baru ditempatkan pada rongga perut bagian bawah (dekat daerah panggul) agar terlindung oleh tulang panggul. Pembuluh nadi (arteri) dan pembuluh darah balik (vena) dari ginjal ‘baru’ ini dihubungkan ke arteri dan vena tubuh. Dengan demikian, darah dapat dialirkan ke ginjal sehat ini untuk disaring
Ureter (saluran kemih) dari ginjal baru dihubungkan ke kandung kemih agar urin dapat dialirkan keluar.
Pasca Transplantasi Ginjal
 
Transplantasi Ginjal dinyatakan berhasil jika ginjal tersebut dapat bekerja sebagai ‘penyaring darah’ sebagaimana layaknya ginjal sehat sehingga tidak lagi memerlukan tindakan Dialisis (cuci darah).
Mencegah Reaksi Penolakan (Rejeksi) terhadap Ginjal 'Baru'
Karena ginjal ‘baru’ ini bukan merupakan ginjal yang berasal dari tubuh pasien sendiri, maka ada kemungkinan terjadi reaksi tubuh untuk menolak ‘benda asing’ tersebut
Untuk mencegah terjadinya reaksi penolakan ini, pasien perlu mengonsumsi obat-obat anti-rejeksi atau imunosupresan segera sesudah menjalani transplantasi ginjal. Obat-obat imunosupresan bekerja dengan jalan menekan sistem imun tubuh sehingga mengurangi risiko terjadinya reaksi penolakan tubuh terhadap ginjal cangkokan
Untuk mencegah terjadinya reaksi penolakan ini, pasien perlu mengonsumsi obat-obat anti-rejeksi atau imunosupresan segera sesudah menjalani transplantasi ginjal. Obat-obat imunosupresan bekerja dengan jalan menekan sistem imun tubuh sehingga mengurangi risiko terjadinya reaksi penolakan tubuh terhadap ginjal cangkokan